Random Post

Trending Topik

Popular Post

Ping your blog, website, or RSS feed for Free

Recent Post

CONTENT BLOGGER HERE
CONTENT TWITTER HERE
CONTENT FACEBOOK HERE

Comments

Blog Berkah. Diberdayakan oleh Blogger.

Search This Blog

Proposal PTK SD


BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia memang diajarkan sejak anak-anak, tetapi model pengajaran yang baik dan benar tidak banyak dilakukan oleh seorang pangajar. Metode pengajaran bahasa Indonesia tidak dapat menggunakan satu metode karena bahasa Indonesia sendiri yang bersifat dinamis. Bahasa sendiri bukan sebagai ilmu tetapi sebagai keterampilan sehingga penggunaan metode yang tepat perlu dilakukan. Pencarian penulis di beberapa artikel baik melalui internet maupun perpustakaan daerah belum banyak ditemukan hasil-hasil penelitian metode terbaik pengajaran bahasa Indonesia. Pengajar bahasa memiliki suatu kewajiban untuk mempertahankan keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sekaligus memperjuangkan bahasa Indonesia dapat diterima dan membuat tertarik bangsa lain untuk mempelajarinya. Oleh sebab itu, pengajaran yang baik menjadi tanggung jawab para pengajar bahasa. Demokratisasi pembelajaran, yang beberapa waktu lalu dipromosikan melalui pendekatan berbagai kurikulum, telah membawa tantangan baru bagi profesi guru.

Menurut Komisi Internasional tentang Pendidikan di Abad ke-21 UNESCO(Delors, 1996) aneka perubahan besar dalam ilmu dan teknologi dewasa berimplikasi pada penyiapan tenaga guru. Di abad ini sumber -sumber informasi telah berkembang pesat di luar sekolah dengan cara yang begitu menarik dan ketika memasuki sekolah siswa sudah memiliki kekayaan informasi itu. Pesan-pesan media yang dikemas dalam liburan,iklan, atau berita sungguh menarik para siswa dan bertolak belakang dengan pesan-pesan yang dikemas para guru dalam pembelajaran di kelas (Suharno, 2004).
Pada pembelajaran bahasa Indonesia di tingkat sekolah dasar sangat mengandalkan penggunakan metode-metode yang aplikatif dan menarik. Pembelajaran yang menarik akan memikat anak-anak untuk terus dan betah untuk mempelajari bahasa Indonesia sebagai bahasa ke-2 setelah bahasa ibu. Apabila siswa sudah tertarik dengan pembelajaran maka akan dengan mudah meningatkan prestasi siswa dalam bidang bahasa. Di sebagian siswa , pembelajaran bahasa Indonesia sangat membosankan karena mereka sudah merasa bisa dan penyampaian materi yang kurang menarik sehingga secara tidak langsung siswa menjadi lemah dalam penangkapan materi tersebut. Penulis sebagai guru bahasa Indonesia sangat merasakan problem pembelajaran yang terjadi selama ini.
Materi cerita pendek, terutama pemahaman tentang tema yang terkadang dalam cerita pendek terkadang banyak menimbulkan penafsiran yang berbeda. Demikian halnya pemahaman terhadap karakter tokoh yang ada dalam cerita pendek sering kali membuat salah melakukan pemahamam. Untuk itu perlunya suatu metode yang mampu memberikan gambaran nyata sekaligus siswa melakukan sehingga dengan mudah memahaminya.Salah satu alternatifnya adalah dengan menerapkan metode role play. Metode role play ini akan memberikan pemahaman dengan cara siswa berperan sebagai tokoh yang ada dalam cerita pendek. Untuk dapat membawakan peran tokoh tersebut siswa harus memahami karakter tokoh yang akan di perankan.
Pada pembelajaran bahasa Indonesia dengan materi cerita pendek, banyak siswa yang belum memahami karakter tokoh-tokoh yang ada dalam cerita. Hasil pembelajaran sebelumnya diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 61 dengan ketuntasan 30%. Setelah peneliti amati dengan supervisor terhadap materi cerita pendek, penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1.      Pemahaman konsep materi kurang
2.      Rendahnya tingkat penyerapan terhadap materi cerita pendek
3.      Minat membaca siswa yang masih kurang, sehingga kurang memahami karakter tokoh cerita pendek.
Melalui diskusi dengan supervisor, maka ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat penguasaan siswa ,antara lain :
1.      Guru dalam menerangkan materi terlalu cepat.
2.      Metode yang digunakan kurang tepat.
3.      Siswa kurang bersemangat untuk membaca.
4.      Guru kurang memberikan bimbingan pada saat membaca cerita pendek.
Untuk mengatasi kurangnya tingkat pemahaman siswa tersebut, penulis mencoba untuk mengadakan perbaikan pembelajaran yang lalu dengan cara mengganti metode pembelajaran yang digunakan dengan metode pembelajaran Role Play.
Berdasrkan latar belakang tersebut, penulis menganggap penting untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas tentang penerapan metode role play dalam meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi cerita pendek pada pembelajaran bahasa Indonesiadi kelas V SD Negeri 2 Mekarsari.

B.       Perumusan Masalah
Rumusan masalah Pembelajaran bahasa Indonesia dalam penelitian ini adalah:
Bagaimanakah Penerapan Metode Role Play Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Materi Cerita Pendek Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V SD Negeri 2 Mekarsari ?”.
Dari rumusan masalah tersebut dijabarkan dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1.         Bagaimanakah perencanaan pembelajaran penerapan metode role play dalam meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi cerita pendek pada pembelajaran bahasa indonesiadi kelas V SD Negeri 2 Mekarsari ?
2.         Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran penerapan metode role play dalam meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi cerita pendek pada pembelajaran bahasa indonesiadi kelas V SD Negeri 2 Mekarsari ?
3.         Bagaimanakah hasil pembelajaran penerapan metode role play dalam meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi cerita pendek pada pembelajaran bahasa indonesiadi kelas V SD Negeri 2 Mekarsari ?
C.       Tujuan Perbaiakan
Secara umum, tujuan yang dikehendaki dalam kegiatan perbaikan pembelajaran bahasa Indonesia materi cerita pendek pada siswa kelas V semester II SD Negeri 2 MekarsariKecamatan TambaksariKabupaten Ciamisadalah: “ Mendiskripsikan penerapan metode role play dalam meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi cerita pendek  pada pembelajaran bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri 2 Mekarsari Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis Tahun Pelajaran 2010/2011”.
Secara khusus, tujuan perbaikan dimaksudkan untuk :
1.         Meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan metode role play dalam meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi cerita pendek pada pembelajaran bahasa Indonesiadi kelas V SD Negeri 2 Mekarsari Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis.
2.         Meningkatkan pemahaman siswa tentang penerapan metode role play dalam meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi cerita pendek pada pembelajaran bahasa Indonesiadi kelas V SD Negeri 2 Mekarsari Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis.
3.         Mengetahui peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan materi cerita pendek melalui penerapan metode role play dalam meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi cerita pendek pada pembelajaran bahasa Indonesiadi kelas V SD Negeri 2 Mekarsari Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis.

D.      Manfaat Perbaikan
Hasil dari perbaikan ini diharapkan akan memberikan manfaat yang berarti bagi siswa, guru, dan sekolah yaitu:
1.             Manfaat bagi siswa
a.         Memberikan minat dan motivasi siswa.
b.         Meningkatkan keaktifan siswa selama kegiatan belejar mengajar baikdalam bertanya, menjawab prtanyaan maupun dalam mengemukakan pendapat.
c.         Melatih siswa agar lebih berinisiatif, bertanggungjawab, mandiri dan dapat meningkatkan motivasi belajar.
d.         Mendapat kesan bahwa pembelajaran bahasa Indonesiaitu menyenangkan.
e.         Dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
f.           Meningkatkan kemampuan siswa dalam memainkan peran untuk memahami karakter tokoh yang ada pada cerita pendek.
2.         Manfaat bagi guru
a.         Membantu guru memperoleh gambaran dalam penerapan metode role play dalam meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi cerita pendek pada pembelajaran bahasa Indonesiadi kelas V SD Negeri 2 Mekarsari Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis.
b.         Meningkatkan kemampuan guru dalam merancang pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan.
c.         Sebagai masukan bagi guru tentang pentingnya memilih metode yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
d.         Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.
e.         Dapat memcahkan permasalahan yang dihadapi dalam tugas sehari-hari
3.         Manfaat bagi sekolah
a.         Memberi sumbang saran pembelajaran yang dapat diaflikasikan guna pengelolaan pembelajaran yang inovatif berkualitas di SD.
b.         Menambah relevansi dan rujukan bagi penyelesaian masalah yang lain yang terjadi di sekolah.
c.         Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, agar dapat menerapkan metode yang tepat yang sesuai dengan tuntutan pembelajaran dan keadaan siswa.
d.         Untuk meningkatkan mutu layanan pembelajaran di Sekolah Dasar serta dapat dijadikan alternatif pendekatan pembelajaran bahasa Indonesiadi kelas lainnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.       Hakekat Pembelajaran Bahasa Indonesia
Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa lambang bunyi ujaran yang di hasilkan oleh alat ucap manusia.Bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat terbagi atas dua unsur utama yakni bentuk (arus ujaran) dan makna (isi).Fungsi bahasa, yaitu sebagai (1) fungsi informasi, (2) fungsi ekspresi diri, (3) fungsi adaptasi, (4) fungsi kontrol sosial. Sedangkan fungsi khusus bahasa indonesia yaitu, sebagai alat menjalankan administrasi negara, alat pemersatu dan wadah penampung kebudayaan.
Belajar merupakan perubahan perilaku manusia atau perubahan kapabilitas yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman.Belajar merupakan perubahan perilaku manusia atau perubahan kapabilitas yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman belajar dipengaruhi oleh faktor – faktor internal.
B.       Hasil Belajar
Belajar dan mengajar sebagai aktivitas utama di sekolah meliputi 3 unsur, yaitu tujuan pengajaran,pengalamanbelajar mengajar dan hasil belajar.Hasil belajar adalah kemampuan – kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya” ( Nana Sudjana, 2006: 12). Nana Syodik ( 2005: 223) menjelaskan bahwa “ tes hasil belajar juga disebut tes prestasi belajar, untuk mengukur hasil-hasil belajar yang dicakai siswa selama kurun waktu tertentu. Hasil belajar tersebut diwujudkan dalam bentuk angka atau tulisan.Menurut Nana sudjana (2006 : 22) “ Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikulum maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi 3 ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik”. Ketiga ranah ini digunakan dalam penilaian hasil belajar pada kurikulum berbasis kompetensi.Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual, ranah afektif berkenaan dengan sikap, dan ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dankemampuan bertindak.
Penilaian yang dilakukan dalam kurikulum 2004 adalah penilaian yang berbasis kompetensi yang berbijak pada konsep belajar tuntas.Pencapaian hasil belajar mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.Aspek kognitif dilakukan melalui ulangan harian dan ujian. Aspek afektif dilakkan melalui pengamatan pada lembar pengamatan, sedang aspek psikomotorik dilakukan melalui ujian praktikum atau unjuk kerja pada pembelajaran berlangsung (Depdikbud: 2004 : 9-10).
C.       Metode Belajar Mengajar
1.    Pengertian
Metode ini adalah pelicin jalan pengajaran menuju tujuan (Mahfud: 55).Metode harus menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.Dengan demikian guru sebaiknya menggunakan metode yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan alat yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran.Setiap metode memiliki sifat masing-masing baik kelebihan maupun kekurangan.Winarno Surcahmad mengatakan bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu latr belakang anak didik, tujuan yang ingin dicapai, situasi yang ada, fasilitas yang tersedia dan kualitas guru.Perlu diketahui bahwa tidak ada satu metode pun yang dianggap paling baik diantara metode-metode yang lain (Surachmad 2004: 2).
Tiap metode mempunyai karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing-masing. Suatu metode munngkin baik untuk suatu tujuan tertentu, pokok bahasan maupun situasi dan kondisi tertentu, tetapi mungkin tidak tepat untuk situasi yang lain. Demikian pula dengan suatu metode yamg dianggap baik untuk suatu pokok bahasan yang disampaikan oleh guru tertentu, kadang-kadangbelum tentu berhasil dibawakan oloh guru.Adakalanya seorang guru perlu menggunakan beberapa metode dalam menyampaikan suatu pokok bahasan tertentu.Dengan variasi beberapa metode, penyajian pengajaran menjadi lebih hidup.Misalnya pada awal pengajaran, guru memberikan suatu uraian dengan metode ceramah, kemudian menggunakan contoh-contoh melalui peragaan dan diakhiri dengan diskusi atau tanya- jawab.Disini bukan hanya guru yang aktif berbicara, melainkan siswa pun terdorong untuk berpartisipasi.
Seorang guru yang pandai berpidato dengan segala humor dan variasinya, mungkin tidak mengalami kesulitan dalam berbicara, ia dapat memukau siswa dan awal sampai akhir pengajaran. Akan tetapi bagi seorang guru bicara uraiannya akanterasa kering, untuk itu ia dapat mengatasi dengan uraian sedikit saja, diselingi tanya jawab, pemberian tugas, kerja kelompok atau diskusi sehingga kelemahan dalam berbicara dapat ditutupi dengan metode lain.
2.    Fungsi Metode Pembelajaran
Penggunaan metode mengajar dalam pembelajaran ditinjau dari segi prosesnya memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut (Nana Sudjana, 74):
a)         Sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap pembelajaran harus bertujuan, sehingga dalam proses pembelajarannya akan memerlukan suatu cara dan teknik yang memungkinkan dapat tercapainya tujuan tersebut.
b)        Sebagai gambaran aktivitas yang harus di tempuh oleh siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran.
c)         Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan alat penilaian pembelajaran. Karakteristik metode pembelajaran dapat dijadikan pertimbangan untuk penilian.
d)        Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan bimbingan dalam kegiatan pembelajaran, apakah dalam kegiatan pembelajaran tersebut perlu diberikan bimbingan secara individu atau kelompok.
3.    Jenis Metode Pembelajaran
Setiap metode pembelajaran masing-masing mempunyai keunggulan dan kelemahan dalam membentuk kemampuan siswa.Adapun jenis-jenis metode pembelajaran tersebut adalah (Ngalim Purwanto, 64):
a)         Metode ceramah
Metode cermah ini banyak digunakan dalam dunia pendidikan, khususnya dalam pembelajaran secara klasikal.
b)        Metode diskusi
Metode ini sering digunakan dalam pembelajaran kelompok.Metode mengajar diskusi merupakan cara mengajar dalam pambahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau pertanyaan yang harus diselesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan secara bersama.
c)         Metode simulasi
Metode simulasi merupakan metode mengajar yang dapat digunukan dalam pembelajaran kelompok.Mengajar dengan metode ini objeknya bukan benda atau kegiatan yang sebenarnya, tetapi kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura.
d)        Metode demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang disajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objeknya atau caranya melakukan sesuatu untuk mempertunjukan proses tertentu.
e)         Metode eksperimen
Metode ekspserimen merupakan metode mengajar dalam pentajian atau pembahasan materinya melalui percobaan atau mencobakan sesuatu serta mengamati secara proses.
4.    Metode Role Play
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa(Sudjana, 2004:62).Pengambangan imajinasi dan penghayatan dilakikan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Pemain ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung pada apa yang diperankan.
Role Playing adalah suatu tiruan yang bersifat drama yang diperankan oleh dua orang atau lebih tentang peranan yang berbeda-beda dalam keadaan tertentu (Pasaribu dan Simanjuntak, 1983: 35). Menurut Slameto (1991), metode role playing adalah peranan sebuah situasi dalam hidup manusia dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk dipakai sebagai bahan analisa oleh kelompok.
Role playing atau sosiodrama adalah sandiwara tanpa naskah (skript) dan tanpa latihan terlebih dahulu,sehingga dilakukan secara spontan. Masalah yang didramatisasikan adalah mengenai situasi sosial (Syaiful dan Aswan, 1997:115). Menurut Mulyasa (2006), bermain peran (Role Playing) diarahkan pada pemecahan masalah-masalah yang menyangkut hubungan antrmanusia, terutama yang menyangkut kehidupan peserta didik.
Kelebihan metode Role Playing adalah sebagai berikut:
1.         Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memejukankemampuannya dalam bekerjasama.
2.         Siswa dapat mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
3.         Permainan merupakan penemuan yang mudah dan padat digunakan dalam situasi dan waktu yangberbada.
4.         Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui siswa pada waktu melakukan permainan.
5.         Permainan meruoakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.Kelemahan dari metode ini adalah membutuhkan waktu yang lama sehingga dapat mengganggu pelajaran yang lain maupun menunda materi lain yang akan disampaikan.
Dalam pembelajaran cerita pendek, dapat dilakukan dengan menggunakan metode role play sehingga menjadikan siswa lebih aktif. Metode role play menurut Asri Budiningsih daptat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu dengan memainkan peran, melakukan wawancara untuk mengetahui maksud pelajaran dan sebagainnya. Metode role play sangat cocok diterapkan ketika pengajar melakukan pembelajaran berbicara dengan dibantu dengan gambar. Pertama-tama, siswa dibagi dua kelompok dengan jumlah yang sama. Sebelumnya pengajar menyediakan gambar sebanyak jumlah siswa.Dalam gambar tersebut sudah diberi tanda atau tulisan siapa yang menjadi lawan bicaranya. Siswa yang lain mencari pasangan bicaranya. Setelah menemukan, siswa yang mencari tersebut berusaha untuk mengorek keterangan tentang gambar yang dipegang masing-masing siswa (boleh ditambah sendiri), tetapi siswa yang diajak bicara diberi tahu supaya jangan menjawab secara langsung benda yang dipegangnya.Dengan kegiatan ini, siswa saling berusaha untuk mencari dan memainkan strategi untuk mengetahui banda teman bicaranya. Kegiatan ini dilakukan secara bergantian. Setelah selesai melakukan kegiatan tersubut, pengajar memberikan pengarahan sekaligus bertanya tentang kegiatan yang sudah dilakukan.Siswa yang dapat mengetahaui benda lawan bicaranya diberi penghargaan.




















BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN

A.       Subjek Penelitian
Kegiatan orientasi dan identifikasi masalah, penulis pokus pada penerapan metode role play dalam meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi cerita pendekpada pembelajaran bahasa indonesiadi kelas V SD Negeri 2 Mekarsari Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis. Pada kesempatan ini penulis berkolaborasi dengan teman supervisor 2 untuk membahas kegiatan perbaikan mulai dari perencanaan tindakan perbaikan pembelajaran, pelaksanaan tindakanpembelajaran, observasi tindakanpembelajaran dan refleksi untuk pembelajaran Bahasa Indonesia tentang Materi Cerita Pendek dengan menggunakan  penerapan Roley Play. Subjek yang akan diteliti adalah siswa kelas V yang berjumlah 15 siswa terdiri dari 9 laki-laki dan 6 siswa perempuan.
Keadaan Guru dan siswa di Sekolah Dasar Negeri 2 Mekarsari
Keadaan guru Sekolah Dasar Negeri 2 MekarsariKecamatan Tambaksari  Kabupaten Ciamis, tahun pelajaran 2010/2011 terdiri dari 12 orang tenega kerja.
Dimana terdiri dari 9 orang PNS, 2 orang suwan dan 1 orang penjaga sekolah. Sedangkan siswa keseluruhan yaitu  108 orang.












DAFTAR PUSTAKA






























Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Nama Sekolah            : SD Negeri 2 Mekarsari
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester   : V (lima)/2 (dua)
Alokasi Waktu    : 2 X 35 menit
I.               Standar Kompetensi
Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampaikan secara lisan.
II.            Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat)
III.          Indikator
·          Menjelaskan tokoh-tokoh cerita dan sifat-sifatnya
·          Menentukan latar cerita dengan mengutip kalimat atau paragraf yang mendukung
·          Menentukan tema cerita
·          Menentukan amanat yang terkandung dalam cerita
·          Menceritakan kembaii isi cerita dengan bahasa sendiri.
IV.          Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menjelaskan memahami dan menceritakan kembali isi cerita pendek dengan bahasa sendiri.
V.            Materi Ajar
Cerita pendek anak
VI.          Metode Pembelajaran
Ceramah, Tanya jawab, latihan, penugasan
VII.       Langkah-Langkah Pembelajaran

Tahap Kegiatan
Kegiatan
Kegiatan Pendahuluan
(±10 menit)
·           Siswa berdo'a dan selanjutnya guru mengadakan apersepsi dengan cara mengabsen kehadiran.
·           siswa serta dilanjutkan dengan menyanyikan salah satu lagu wajib nasional secara bersama-sama.
·           Untuk membangkitkan motivasi belajar, siswa mendengarkan cerita.
·           Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi pembelajaran
Kegiatan Inti
(±40 menit)
·           Siswa menjelaskan tokoh-tokoh cerita dan sifat-sifatnya melalui kegiatan tanya jawab dan ceramah.
·           Siswa menentukan latar cerita dengan mengutip.kalimat atau paragraf yang mendukung melalui
·           kegiatan latihan dan penugasan.
·           Siswa menentukan tema cerita melalui kegiatan latihan dan penugasan
·           Siswa menentukan amanat yang terkandung dalam cerita latihan dan penugasan.
·           Siswa menceritakan kembali isi cerita dengan bahasa sendiri melalui kegiatan ceramah dan penugasan.
Kegiatan Penutup
(±20 menit)
·           Siswa dan guru rnengadakan refleksi tentang proses dan hasil belajar.
·           Siswa diberi tugas untuk mengidentifikasi cerita yang lain.

VIII.     Sumber/ bahan / alat
Buku Bina Bahasa Indonesia Kelas 5 B Penerbit Erlangga dan Standar Isi 2006
IX.          Bentuk Penilaian
Pilihan ganda, isian,dan essayInstrumen
1.        Jelaskan tokoh-tokoh cerita dan sifat-sifatnya !
2.        Tentukan latar cerita dengan mengutip kalimat atau paragraf yang mendukung !
3.        Tentukan tema ceritanya !
4.        Jelaskan amanat atau pesan yang terkandung dalam cerita !
5.        Ceritakan kembali isi cerita dengan bahasa sendiri !

Mengetahui
Kepala SDN 2 Mekarsari


Atik Herlia Suryanti
NIP 19530504 197502 2003
Ciamis,  April 2011
Mahasiswa


Dani Pebriana
NIM 817537528












Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Nama Sekolah            : SD Negeri 2 Mekarsari
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester   : V (lima)/2 (dua)
Alokasi Waktu    : 2 X 35 menit
A.            Standar Kompetensi
Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yangdisampaikan secara lisan.
B.             Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat)
C.            Indikator
·          Menjelaskan tokoh-tokoh cerita dan sifat-sifatnya
·          Menentukan latar cerita dengan mengutip kalimat atau paragraf yang mendukung
·          Menentukan tema cerita
·          Menentukan amanat yang terkandung dalam cerita
·          Menceritakan kembaii isi cerita dengan bahasa sendiri.
D.            Tujuan Perbaikan
Siswa dapat menjelaskan memahami dan menceritakan kembali isi ceritapendek dengan bahasa sendiri.
E.             Materi Ajar
Cerita pendek anak
F.             Metode Pembelajaran
Ceramah, Tanya jawab, latihan, penugasan
G.            Langkah-Langkah Pembelajaran
Tahap Kegiatan
Kegiatan
Kegiatan Pendahuluan
(±10 menit)
·           Salam pembuka
·           Apersepsi : tanya jawab
·           Menjelaskan tujuan pembelajaran
·           Untuk membangkitkan motivasi belajar, siswa mendengarkan cerita.
Kegiatan Inti
(±40 menit)
·           Siswa membaca materi pendek dan memahami karakter tokoh.
·           Siswa mendengarkan penjelasan guru.
·           Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
·           Dengan mengoptimalkan metode bermain peran (Role Play) siswa memerankan tokoh dalam setiap kelompok dengan sungguh-sungguh.
·           Siswa menyimpulkan isi materi
·           Siswa menentukan tema cerita melalui kegiatan latihan dan penugasan
·           Siswa menentukan amanat yang terkandung dalam cerita latihan dan penugasan.
·           Siswa menceritakan kembali isi cerita dengan bahasa sendiri melalui kegiatan ceramah dan penugasan.
Kegiatan Penutup
(±20 menit)
·           Siswa dan guru rnengadakan refleksi tentang proses dan hasil belajar.
·           Siswa diberi tugas untuk mengidentifikasi cerita yang lain.

H.            Sumber/ bahan / alat
Buku Bina Bahasa Indonesia Kelas 5 B Penerbit Erlangga dan Standar Isi 2006
I.               Bentuk Penilaian
Pilihan ganda, isian,dan essayInstrumen
1.        Jelaskan tokoh-tokoh cerita dan sifat-sifatnya !
2.        Tentukan latar cerita dengan mengutip kalimat atau paragraf yang mendukung !
3.        Tentukan tema ceritanya !
4.        Jelaskan amanat atau pesan yang terkandung dalam cerita !
5.        Ceritakan kembali isi cerita dengan bahasa sendiri !


Mengetahui
Kepala SDN 2 Mekarsari


Atik Herlia Suryanti
NIP 19530504 197502 2003
Ciamis,  April 2011
Mahasiswa


Dani Pebriana
NIM 817537528



















Lampiran 3
LEMBAR OBSERVASI
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
MATA PELAJARAN IPA SIKLUS I

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester          : I / 2
Hari / Tanggal               : Kamis / 10 Maret 2011
Tujuan Perbaikan          : Siswa dapat menjelaskan memahami dan menceritakan kembali isi cerita pendek dengan bahasa sendiri.
NO
ASPEK YANG DIOBSERVASI
KOMENTAR OBSERVER
1.
a.    Mengajukan pertanayaan sebagai apersepsi


b.    Menyampaikan tujuan pembelajaran


c.    Memotivasi siswa


d.     Memberi penjelasan tentang materi penjelasan


e.    Menerapkan metode role play


f.      Menggunakan alat peraga


g.    Memberi pertanyaan tentang materi


h.    Memberi penguatan


i.      Mengadakan evaluasi


j.      Memberikan tindak lanjut

2.
Aktivitas Siswa


a.    Menjawab pertanyaan sebagai apersepsi


b.    Memperhatikan penjelasan guru


c.    Siswa terlibat langsung dalam penerapan metode demonstrasi


d.    Siswa dapat menggunakan alat peraga


e.    Siswa mengajukan pertanyaan


f.      Siswa melaksanakan evaluasi





Supervisor 2


Sarto, S.Pd.SD.
NIP 19590316 198104 1 001












Lampiran 4
LEMBAR OBSERVASI
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
MATA PELAJARAN IPA SIKLUS II
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester          : I / 2
Hari / Tanggal               : Kamis / 17 Maret 2011
Tujuan Perbaikan          : meningkatkan pemahaman siswa tentang penyebab benda-                benda bergerak melalui metode demonstrasi
NO
ASPEK YANG DIOBSERVASI
KOMENTAR OBSERVER
1.
k.    Mengajukan pertanayaan sebagai apersepsi


l.      Menyampaikan tujuan pembelajaran


m.  Memotivasi siswa


n.     Memberi penjelasan tentang materi penjelasan


o.    Menerapkan metode role play


p.    Menggunakan alat peraga


q.    Memberi pertanyaan tentang materi


r.     Memberi penguatan


s.     Mengadakan evaluasi


t.      Memberikan tindak lanjut

2.
Aktivitas Siswa


g.    Menjawab pertanyaan sebagai apersepsi


h.    Memperhatikan penjelasan guru


i.      Siswa terlibat langsung dalam penerapan metode demonstrasi


j.      Siswa dapat menggunakan alat peraga


k.    Siswa mengajukan pertanyaan


l.      Siswa melaksanakan evaluasi





Supervisor 2


Sarto, S.Pd.SD.
NIP 19590316 198104 1 001


Anda baru saja membaca artikel yang berkategori PTK SD dengan judul Proposal PTK SD. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://blogberkah.blogspot.com/2012/06/proposal-ptk-sd.html. Terima kasih!
Ditulis oleh: Unknown - Senin, 11 Juni 2012

Belum ada komentar untuk "Proposal PTK SD"

Posting Komentar